Senin, 28 Juli 2008

Paragraf Deduktif dan Induktif

PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Paragraf adalah susuna dari beberapa kalimat yang terjalin utuh, mengandung sebuah makna, dan didalamnya terdapat gagasan utama.
Paragaraf deduktif dan Induktif adalah salah satu contoh paragraph yang dilihat dari letak gagasan utamanya.

1.Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.

Contoh:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia


2.Paragraf Induktif
Pargaragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.

Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.

Sabtu, 05 April 2008

cerpen

UNTAIAN KERIKIL

Pagi itu merupakan pagi yang sangat berharga bagiku. Karena pada pagi itu aku harus mengikuti tes SPMB untuk masuk SMA. Jantungku rasanya seperti suara sepatu fantofel, TAG……………TIG………………TUG. Tiada hentinya aku membaca doa dalam hati. Sekitar pukul 06.00 aku berangkat dari rumah menuju tempat tes. Aku diantar kakak laki-lakiku. Dia bernama arief. Sebelum berangkat aku tidak lupa berpamitan dengan ibuku. Berbagai nasehatpun di lontarkan padaku.
Sekitar pukul 07.00 bel pertanda masukpun berbunyi. Semua peserta pun masuk di ruangannya masing-masing. Pada waktu itu aku di ruang 28, dan aku sekelas dengan teman-teman SMPku. Lembar-lembar soalpun mulai dibagikan. Fisika, Biologi, Geografi, ekonomi, Sejarah dan Kimia itulah soal pelajaran yang harus aku selesaikan. Menurutku soal itu tida k terlalu sulit, karena sebelum tes aku sudah melakukan persiapan dengan mengikuti Bimbel. Tapi entah kenapa pada waktu itu perasaanku tidak bisa tenang, banyak sekali kekeliruan yang aku lakukan, sehingga banyak juga jawaban yang aku ganti, Sehingga itu membuat LJKku kotor. Dan mestinya gak seharusnya aku melakukan hal seperti itu. Setelah 2 jam berlalu aku dan teman-teman meninggalkan ruangan tes.
“Ret gimana, kamu tadi bisa gak ngerjakan soalnya?” Tanyaku pada sahabat karibku
"Fiftififti pil! “Jawabnya dengan acuh” . Pil adalah panggilan imutku.
"Lho kok bisa fiftifti, sih ret?”tanyaku penasaran”
"Habis soalnya tadi gampang-gampang susah, kalau kamu gimana pil? “ Tanya rety
"Aku mah pasrah ret, aku gak yakin?” Jawabku dengan suara yang lemas
"Yaudahlah pil gak usah dipikirin lihat aja ntar. “Kata retty mencairkan suasana
"Eh gimana kalau kita sekarang ke Giant, ajak Anggi, Gimana mau gak?
"Ide bagus tuh nggi, “sahut retty
"Gak ach badanku agak gak enak, aku mau langsung pulang. Jawabku masih dengan sura lemas”. "Senyum dong pil, gak usah terlalu dipikirin, mending kita jalan-jalan aja buat ngefresin pikiran.” Bujuk anggi padaku.
"Kalian aja dech yang pergi.”kataku. "Bener nih gak mau ikutan? Tanya anggi untuk meyakinkan ku”
'Bener. “Ucapku untuk meyakinkan mereka
"Yaudah kita pergi dulu ya, ati-ati pulangnya! “Kata retty”
Dengam langkah yang berat aku meninggalkan tempat tes itu. Didalam angkot aku hanya melamun memikirkan LJKku. "Mbak turun mana? “ suara pak sopir mengagetkanku. Turun sini pak? “jawabku”
Hari ini bener-bener panas ungkapku dalam hati sambil berjalan menuju rumah. Setelah lima belas menit, akhirnya aku nyampe juga. Setelah cuci kaki aku langsung tiduran untuk nenangin pikiran, bukannya malah tenang aku malah mikir yang nggak-nggak.
****************************************************************** Assalamu’laikum, kebiasaan ibu kalau pulang dari kantor
"Waalaikum salam.”jawabku”.
"Gimana nduk tesnya tadi, bisa?”Tanya ibuku penasaran”
"Gitulah buk!” jawabku dengan muka lesu”
"Lho kok gitu jawabannya, susah ta soalnya?”Tanya ibuku lagi”
"Lumayan kok buk!”kataku”
"Lumayan gampang atau susah?” Tanya ibuku dengan gurau”
"Dua-duanya!”jawabku singkat”
"Kamu gak bisa ngerjakan soalnya ya, dari tadi ibu perhatikan wajahmu kok gak bisa tenang! “kata ibuku”
"Bisa kok buk!”jawabku untuk meyakinkan ibuku”
Sudah satu minggu aku menunggu hasil tesnya, Dan akhinya hari yang ku nanti-nati tiba juga, jantungku rasanya mau copot ketika hari itu tiba. Sayangnya pada hari itu aku gak bisa ikut ibuku untuk ngambil hasil tes itu, karena aku juga harus ngikutin tes di tempat lain, di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo. Tes di tempat itu soalnya lebih mudah dan aku juga bisa menyelesaikan soalnya dengan mudah. Setelah tes berakhir aku sangat antusias untuk langsung pulang. Kurang lebih 30 menit perjalanan yang aku tempuh dari tempat itu. Di tengah perjalanan aku terus membayangkan hasil tesku. Aku berharap nilai tesku mendukungku untuk mengantarkanku masuk di SMA faforitku.
Sekitar jarak 10meter dari rumah, sepeda motor ibuku kelihatn, semakin deg-degan jantungku. Rasanya langkahku semakin berat untuk masuk pintu rumah. Tapi aku gak bisa mungkirin kalau aku juga harus masuk rumah.
"Assalamualaikum.” Aku mengucapkan salam”
"Waalaikum salam .”jawab ibuku dengan suara yang beda”
Dalam hati aku hanya bisa menerka-nerka, kenyataan apa yang harus aku terima pada hari ini. Siap gak siap aku harus bertanya pada ibuku tentang hasil tesku.
"Gimana buk hasil tesku?” tanyaku dengan suara penasaran”
Ibuku terdiam sejenak untuk merangkai kata-kata yang akan dilontarkan padaku.
"Nduk kamu harus terima hasil ini, hasil tesmu jeblok!”jawab ibu sambil memberikan lembaran hasil tes padaku”
Aku sangat kaget ketika melihat dan mendengarkan tentang hasil tesku, rasanya aku gak percaya menerima kenyataan ini. Nilaiku hanya 12,5, nilai segitu gak cukup untuk masuk ke sekolah faforitku. Andaipun bisa itupun di SMA pinggiran. Rasanya seperti ditampar dengan kayu, nerima kenyataan seperti ini. Setelah melihat secara seksama nilai tesku aku langsung telfon retty.
"Hallo ret, gimana hasil tesmu?” tanyaku dengan suara gemetar
"Alhamdulillah nilaiku 24.00, kalau kamu berapa pil?
"Wah seneng ya , nilaiku jeblok ret Cuma 12,5!”jawabku sambil sura tersedak-sedak
"Lho kok bisa sich pil!”Tanya retty dengan nada keget
"Nggak tau ret, aku juga bingung gimana nasibku, aku bisa nggak ndapetin sekolah negeri di Sidoarjo!”kataku
"Yaudahlah sekarang kamu banyak-banyak berdoa, mudah-mudahan aja ada keajaiban muncul!” kata retty mencoba menghiburku
"Mudah-mudahan keajaiban itu mamang ada!” kataku sambil berhara
"Aku juga ikut doain, mudah-mudahan kamu nerima hasil yang terbaik.
"Makasih ya ret, ya udah gitu dulu ya , ntar kalau ada perkembangan tak kabarin lagi.”kataku sambil mengahiri percakpan itu
"Gimana udah tenang?”Tanya ibuku
"Lumayan buk!”jawabku sambil sesekan
"Sekarang kamu nenangin diri aja, besok kita lihat gimana perkembangannya, sekarang ibu tak telfon ayah dulu.”kata ibuku
Setelah itu, aku langsung terbaring di kamar tidurku dan ibuku menelfon ayah untuk memberi kabar pedas itu. Didalam kamar mataku tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Tiada henti-hentinya aku menyalahkan diriku sendiri. Rasanya sakit sekali dan aku sempat kehilangan gairah untuk bersekolah
************************************************************************
Shofi bangun, teriak ibuku membangunkanku. Rasanya kepalaku mau pecah ketika mataku mulai membuka. Meskipun aku sudah tidur, tapi tetap aja kejadian tadi siang masih terngiang di kepalaku. Rasanya aku pingin menjerit di tengah-tengah sabana dan bercerita dengan semak-semak bisu. Setelah nyawaku penuh aku langsung bangun dan berusaha menghadapi kenyataan pahit ini. Tak lama kemudian suara sepeda motor ayahku terdengar, darahku memompa semakin cepat seakan memompa ban sepeda. Aku sangat takut, karena aku telah mengecewakan kedua orangtuaku. Setelah turun dari sepeda motor, ayahku memberikan senyum padaku. Rasanya aku senang sekali, karena ayahku tampaknya sudah bisa menerima kenyataan. Tapi dibalik itu semua aku masih menyimpan sejuta kata Tanya.
"Gimana nduk?”Tanya ayah tak jelas
"Gimana apanya yah?”jawabku bingung
"Sabar ya nduk, namanya hidup ya seperti ini kadang senang kadang juga susah!”ucap ayah
"Terus kamu maunya sekarang gimana?”sambung ayah
"Aku sih pinginnya tetep sekolah di SMA negeri disidoarjo, meskipun tempatnya jauh!”kataku ngotot
"Kalau ayah ngasih saran kamu gak usah, sekolah di SMA pinggiran, tempatnya itu lho jauh dan rawan kejahatan. Ayah tadi pulang kerja langsung ngelihat lokasi sekolah SMA pinggiran.”Jelas ayah
Mendengar cerita ayah rasanya aku pingin nangis, begitu besar pengorbanan kedua orang tuaku, dan itu menambah rasa bersalahku pada mereka.
"Gini aja nduk, besok kita lihat pngumuman hasil tesnya MAN dari situ nanti kita bisa ngambil jalan keluarnya.”sahut ibuku
"Yaudalah bu aku nurut ibu aja.”jawabku dengan berat hati. Aku gak bisa nolak ajakan ibuku, karena aku nggak mau ngecewakan kedua ortuku untuk kedua kalinya.
Besoknya aku dan ibuku pergi ke warnet untuk melihat hasil tesku di MAN. Ternyata aku keterima di sekolahan itu. Ibuku langsung mengucap kata syukur, akhirnya ibuku memutuskan untuk menyekolahkanku di MAN. Dan aku menerima keputusan kedua orangtuaku dengan rasa berat hati. Bukannya aku gak suka sekolah di MAN, tapi aku masih pingin sekolah di SMA dan aku merasa aku akan merasa kesulitan menerima pelajaran bahasa arab di sekolah itu. Setelah daftar ulang di MAN kedua orangtuaku menasehatiku. "Kamu harus berpikir positif pada semua kejadian ini, mungkin ALLAH punya rencana yang tersembunyi untuk kamu, dan ingat orang sukses itu gak dilihat dari mana dia lulus sekolah, tapi dari ilmu yang ia punya.”nasehat ayah padaku
"Malahan kamu harus bersyukur, karena dengan sekolah di MAN ilmu agamamu akan lebih luas.”tambah ibuku
Aku berusaha memahami kata-kata itu, dan lambat hari aku akhirnya bisa menerima kenyataan meskipun itu membutuhkan waktu yang lama. Dari kejadian ini aku bisa mengambil hikmah dari itu semua. Terimakasih ALLAH